Membentuk keluarga sakinah

Bagaimana membentuk keluarga sakinah, mawahdah warokhmah?

Seringkali seseorang berfikir sangat sederhana sekali bahwa untuk membentuk sebuah keluarga yang harmonis /keluarga sakinah dimulai dari materi atau kekayaan, artinya materi menjadi persyaratan yang sangat mendasar untuk terbentuknya sebuah keluarga bahagia.

Menurut saya materi atau kekayaan hanya merupakan salah satu instrumen menuju suatu kebahagiaan keluara sekaligus materi atau kekayaan juga merupakan sebuah instrumen yang dapat menghancurkan kehidupan sebuah keluarga.

Untuk membentuk sebuah keluarga bahagia tidak cukup hanya dengan kekayaan dan ilmu tetapi juga dengan hati. .......... bersambung

Menyongsong Keajaiban

Banyak sekali keajaiban terjadi kalau saja anda mau menekuni suatu pekerjaan, tentu saja apabila dalam melakukan pekerjaan didasari dengan hati gembira penuh rasa ikhlas.

Ingat .... bahwa bekerja dengan hati yang gembira dengan disertai keikhlasan ibarat menanam benih yang baik, yang mampu berbuah baik sesuai yang diharapkan. Tidak percaya ......... ?!

Mari kita buktikan.

Insyallah bila anda mau mengamalkan metode "menyongsong keajaiban" di bawah ini, dalam waktu minimal 1 (satu) bulan, anda sudah merasakan adanya keajaiban.

  1. Bahwa anda harus bekerja, apapun pekerjaannya
  2. Sebelum kita melakukan suatu pekerjaan bersihkan dahulu hati kita dari berpikir negatif menjadi berpikir positif
  3. Niatkan dengan ikhlas dan sandarkan hati anda kepada kebesaran Allah saw. Tuhan Yang Maha Kuasa dengan selalu berdoa mohon ampunan dan petunjuk
  4. Mau menerima dengan senang hati pekerjaan apapun yang ada dihadapan anda, atau kalau anda seorang karyawan lakukan saja dan selesaikan pekerjaan anda dengan sebaik-baiknya dengan penuh tanggung jawab
  5. Jangan mengarapkan penilaian hasil pekerjaan dari atasan anda atau teman sejawat atau siapapun
  6. Lakukan dengan sungguh-sungguh dan selalu istiqomah, selamat bekerja.

Menyongsong Kebahagiaan

Pada dasarnya semua orang ingin hidup bahagia, tetapi sering kali meraka tidak mengerti arti bahagia atau mungkin pengertian bahagia bagi setiap orang berbeda-beda tergantung dari tingkat kepuasan seseorang. misalnya saja seorang Bapak (Kepala Keluarga) katakan Bapak Amin namanya, mengatakan bahwa bagaimana mungkin seseorang akan bahagia, kalau untuk menyekolahkan anak saja mesti berhutang dahulu dan nggak ada bayangan bagaimana mengembalikannya.

Saya kira pendapat Bapak Amin di atas sangat keliru, karena yang menjadi tolok ukur bahagia sesorang adalah materi padahal materi seringkali membuat seseorang lupa diri yang pada akhirnya menghanyutkan kita kepada kehancuran. Saya sangat setuju kalau materi menjadi salah satu instrumen untuk meraih kebahagiaan.

Berikut ini adalah sebuah metode menyongsong kebahagian :

Iman
Percaya adanya Tuhan yang Maha Esa, Maha Besar, Maha kuasa karena Tuhanlah yang menghidupkan dan mematikan makhluknya

Ikhlas
Menyadari sepenuhnya keadaan anda dengan kekurangan atau kelebihannya, kalau anda seorang pengangguran yang banyak kekurangannya, baik secara materi maupun pendidikan, jangan berperilaku di atas porsi diatasnya. Kalau anda seorang karyawan jangan berlagak pimpinan dan kalau anda seorang pimpinan suatu perusahan janganlah berlagak seperti presiden dan seterusnya atau sebaliknya.

Bekerja/Ikhtiar
Lakukan pekerjaan anda sebaik mungkin dengan tingkat disiplin yang maksimal. Tidak ada istilah menganggur, lakukan apa saja pokoknya bekerja walau hanya menjadi tukang parkir atau pembantu rumah tangga dan selalu berusaha untuk meningkatkan taraf hidup yang layak dan tidak pernah berhenti bekerja.

Berdoa
Melakukan pendekatan kepada Yang Maha Esa setiap saat, dimanapun berada dengan memohon pertolonganNya, karena sesungguhnya manusia tiada berdaya kecuali hanya Allah tuhan yang Maha Kuasa yang menentukan.

Tawakal
Segala yang terjadi sesungguhnya adalah merupakan ketentuan dari penguasa segala penguasa yaitu Allah yang maha menghidupkan dan mematikan, oleh karena tawakal merupakan sandaran hidup bagi manusia dengan berserah diri kepada sang kholik Allah saw.